Penawaran uang merupakan suatu variabel ekonomi yang mempengaruhi :
• Suku Bunga
• Nilai Tukar
• Inflasi, dan
• Output Barang dan Jasa.
Fluktuasi pada penawaran uang akan berdampak pada keuntungan investasi, harga barang dan jasa, dan secara umum pada kesejahteraan/pertumbuhan ekonomi. pada akhirnya bank sentral akan mencoba untuk mengendalikan penawaran uang. Lalu bagaimana bank sentral mengendalikan penawaran uang? sebelum menjawab pertanyaan ini kita harus tahu faktor apa saja yang mempengaruhinya dan bagaimana bank sentral menaikkan atau menurunkan JUB.
Disini kita akan mengidentifikasi bagaimana proses yang terjadi dari monetary base menjadi penawaran uang. Ada 3 pelaku dalam penawaran uang ini yaitu :
1. Bank Sentral
2. Lembaga Keuangan/Bank Umum
3. Lembaga Keuangan Non Bank
Dalam penawaran uang, memang bank sentral memegang kendali atas monetary base dan money supply tapi hal ini tidak cukup karena bank umum dan lembaga keuangan non bank juga punya peran yang penting dalam menentukan jumlah uang yang beredar.
Monetary Base X Monetary Multiplier = Money Supply
Central Bank Central Bank
Bank Umum
Lembaga Keuangan Non Bank
Diagram diatas menunjukkan siapa saja aktor yang berperan dalam proses penawaran uang.
Bank Sentral dan Monetary Base
Selain bertindak sebagai banknya bank, badan regulasi bagi industri perbankan, dan sebagai jaringan operasi untuk membebaskan cek, dan fungsi lain, bank sentral juga merupakan institusi yang bertanggung jawab untuk mengendalikan penawaran uang. Satu cara yang bisa dilakukan yaitu mengontrol monetary base. Monetary Base meliputi semua JUB dan reserve yang ada pada bank. Selanjutnya kita akan membahas apa saja komponen monetary base pada Balance Sheet Bank sentral.
Asset Liabilities
Government Securities Currency In Circulation
Discount Loan To Bank Reserves
Kewajiban/Pasiva Bank Sentral
Monetary Base = JUB + Cadangan
Dalam pasiva bank sentral ada 2 komponen yaitu JUB dan Cadangan. Namun dalam sistem FED memperhitungkan lagi yaitu Treasury Currency in Circulation. Namun karena ukuran yang sangat kecil maka dalam neraca hanya di sebutkan 2 komponen saja.
Currency In Circulation = Currency Outstanding – Vault Cash
Uang yang dipegang tiap individu juga termasuk dalam catatan reserve bank sentral. Dimana ini termasuk dalam Currency In Circulation dan Vault Cash. Currency In Circulation Merupakan uang yang dipegang oleh lembaga keuangan non bank dan vault cash merupakan reserve lembaga penyimpanan keuangan (Depository Financial Institution). Vault cash dihitung sebagai cadangan dan pasiva bank sentral.
Reserves
Pasiva kedua yang terbesar yaitu reserve bank atau vault cash yang ada di bank yang disimpan oleh bank umum dan lembaga penyimpanan pada bank sentral. Simpanan reserve merupakan aset untuk lembaga keuangan. Dan ini termasuk dalam kewajiban bank sentral karena bank sentral harus mencairkan untuk membayar sesuai dengan permintaan bank. Total dana cadangan dari sistem perbankan adalah
Reserve = Deposit with the Central Bank by Depository Institutions + Vault Cash
Kita juga bisa melihat reserve dari pandangan bank. Yaitu :
Reserve = Required Reserve + Excess Reserve
Required reserve merupakan cadangan yang wajib di pegang bank dan Excess Resrve tambahan extra yang bisa dimiliki atau tidak oleh bank.
Reserve Requirement Ratio Indonesia 5%.
Aset Bank Sentral
Penentu dari monetary base sekaligus aset bagi bank sentral adalah government securities dan discount loans. Bank sentral menerima pendapatan dari portofolio surat utang pemerintah dan bunga pada pinjaman diskonto.
Government Securities
Contoh : Obligasi pemerintah, SUN, Treasury Bill,dsb.
Discount Loans
Pinjaman dengan bunga yang lebih rendah yang diberikan oleh bank sentral kepada bank umum ketika mengalami masalah kesulitan likuiditas.
Cara Bank Sentral Mengubah Monetary Base
Bank sentral menaikkan atau menurunkan monetary base dengan cara memanipulasi aset atau modal. Misalnya dengan cara membeli atau menjual surat utang dan memberikan pinjaman diskonto ke bank. Ada 2 cara yang umum dilakukan bank sentral untuk mengubah monetary base yaitu OMO dan Discount Loans.
OMO (Open Market Operation)
OMO dilakukan dengan cara membeli atau menjual surat utang pemerintah. Pada Open Market Purchase, dimana ini menaikkan monetary base, bank sentral membeli surat utang.Surat uatng yang dibeli baank sentral melalui bank umum, oleh bank umum bisa dijadikan reserve atau sebagai uang.
Bank Umum/Lembaga Keuangan Non Bank
Asset Liabilities
Securities -
Reserves +
Bank Sentral
Asset Liabilities
Government Securities + Currency In Circulation
Discount Loan To Bank Reserves +
Ketika OMP menyebabkan bank umum dan lembaga keuangan mengandalakan reserve dalam bentuk uang maka bank sentral akan melaksanakan Open Market Sale (OMS). Hal ini akan menurunkan monetary base yang sebelumnya mengalami peningkatan.
Bank Umum/Lembaga Keuangan Non Bank
Asset Liabilities
Securities +
Reserves -
Bank Sentral
Asset Liabilities
Government Securities - Currency In Circulation
Discount Loan To Bank Reserves -
Discount Loans
Selain OMO bank sentral juga bisa menggunakan Discount Loans untuk mengubah monetary base.
Bank Umum/Lembaga Keuangan Non Bank
Asset Liabilities
Reserve + Discount Loans +
Bank Sentral
Asset Liabilities
Government Securities Currency In Circulation
Discount Loan To Bank + Reserves +
Membandingkan OMO dan Discount Loans
Meskipun OMO dan Discount loans bisa mengontrol minetary base, tetapi bank sentral lebih memilih OMO karena ini menginisisasi untuk membayar ataupun menjual dengan menempatkan order sekuritas pemerintah di pasar sekuritas. Pada discount loans, bank sentral bisa menetapkan berapa bunga yang dikenakan. Biasanya bunga pada discount loans lebih rendah daripada bunga umum. Meskipun demikian banyak bank yang memilih PUAB daripada pinjaman diskonto. Karena peminjaman pada bank sentral mengahalangi bank untuk tidak terlalu sering meminjam melalui pinjaman diskonto. Akibatnya mereka beralih ke PAB yang memiliki bunga lebih tinggi. Karena ada perbedaan kontrol pada OMO dan Discount Loans, maka bisa disimpulkan MB mempunyai dua komponen yaitu:
B(Monetary Base) = Bnon(Non Borrowed Base)+ BR(Discount Loans)
The Simple Deposit Multiplier
Multiple Deposit Expansion
Prose penciptaan uang melalui proses multiple. Bank 1 meminjamkan uang kepada bank 2. Sebagian uang yang dipinjam dari bank 1 digunakan oleh bank 2. Sisanya oleh bank 2 disimpan atau bisa juga dipinjamkan ke bank 3. Dan begitu seterusnya sampai excess reserve bank tidak mencukupi untuk dipinjamkan.
Multiple Deposit Contraction
Ketika checkable deposit dari bank 1 banyak, maka bank sentral akan membuka OMO untuk menurunkan reserve. Ketika bank 1 ingin membeli sekuritas pemerintah alternatif yang bisa dilakukan adalah menunggu pembayaran atau menjual securitas. Ketika bank 1 memilih untuk menunggu pembayaran dari bank 2 maka bank 2 akan merespon dengan melakukan hal yang sama kepada bank 3 untuk membayar dan proses ini akan terus berlanjut sampai reserve memenuhi rasionya.
The Money Multiplier and Decisions Of The Nonbank Public
Dalam proses penawaran bank, bukan hanya bank setral saja yang turut menentukannya. Keputusan yang diambil oleh lembaga keuangan non bank juga turut mempengaruhi JUB.
Money supply adalah penjumlahan dari JUB dan cek/giro. Cek/giro bergantung pada multiple deposit creation. Oleh karena itu, penawaran uang lebih besar tingkatannya jika lembaga keuangan non bank memgang lebih banyak cek/giro relatif terhadap uang. Proporsi dari tunai atas cek/giro disebut sebagai currency-deposit ratio (C/D).
Determinant Of Portofolio Choice
Kita bisa memprediksi apa yang akan dilakukan lembaga keuangan non bank mengalokasikan simpanan likuiditasnya, antara currency atau checable deposit.
- Wealth
Keputusan utnuk menyimpan dalam bentuk C atau D tergantung pada kekayaan yang dimiliki. C merupakan aset yang harus dimiliki. Proporsi kekayaan yang ditahan dalam bentuk C tidak akan membaut orang tersebut lebih kaya. Orang yang memiliki kekayaan akan cenderung untuk menyimpan kekayaanya dalam bentuk D karena ini lebih aman lebih efisien untuk proses transaksi. Oleh karena itu, C/D individu menurun terhadap pendapatan dan kekayaan.
- Expected Return
Membandingkan return antara C dan D. Jika bunga naik maka C/D menurun. Jika bunga turun, C/D naik.
- Risk
Lebih aman D karena bak sentral sudah memberikan penjaminan terhadap simpanan. Decrease C/D.
- Liquidity
C adalah aset yang paling likuid. Tetapi D juga mudah dikonversi kebentuk uang. Maka dari itu, lembaga keuangan Non Bank tidak mempertimbangkan seberapa banyak mereka mengalokasikan antara C dan D.
- Infomation Cost
Kenaikan pada pajak marjinal atau masa peang akan menaikkan nilai anonimity dari mata uang dan juga C/D. Sebaliknya, transaksi ilegal seperti narkoba, judi, prostitusi, akan meningkatkan transaksi ilegal dan menurunkan C/D
Bank Behaviour : Excess Reserve and Discount Loans
Excess Reserves
Keputusan bank untuk mengelola kelebihan reservenya tergantung pada returnyang diharapakan. Jika ingin return yang tinggi maka bank cenderung menggunakan kelebihan reservenya untuk invesatasi atau meminjamkannya. Jika bunga tinggi maka bank akan mengurangi kelebihan reservenya. Jika bunga rendah maka kelebihan reservenya akan tinggi.
Alasan mengapa bank menahan kelebihan reservenya adalah untuk menghalangi untuk terkena bunga diskonto ketika memnuhi standar reserve. Ketika reserve tidak cukup maka bank sentral akan mengenakan sanksi pada bank. Sanksi bisa berupa bunga diskonto untuk memenuhi reserve dan teguran. Untuk menghindari hal tersebut bank memilih menahan beberapa kelebihan reservenya. Diasamping itu, penarikan yang berlebihan daari deposan juga merupakan alasan lain mengapa bank menahan kelebihan reserve.
Alasan penting lain mengapa bank menahan kelebihan reserve. Mereka menjadikan kelebihan reserve sebagai bantalan terhadap expektasi deposito keluar. Jika tidak ada cadangan lebih ketika terjadi penarikan maka ada cara yang bisa dilakukan yaitu : Menjual portofolio, menagih utang, pinjam di bank sentral atau OMO. Kemungkinan terburuk bank akan gagal bayar.
Discount Loans
Bank sentral menyediakan pinjaman diskonto untuk bank, tetapi tingkan pinjaman ditentukan oleh bank sendiri. Bank lebih memilih untuk meminjam di Bank sentral ketimbang pasar ketika bunga di pasar uang dan investasi lebih tinggi daripada Discount Loans. bank lebih suka DIscount Loans ketika beda antara tingkat bunga dan tingkat diskon kecil. Oleh karena itu, pinjaman oleh bank berhubungan positif terhadap suku bunga dan negatif terhadap bunga diskon.