Liburan semester kali ini terpaksa menghabiskan uang untuk pergi ke kota kelahiran sang pahlawn proklamator. Kenapa di bilang terpaksa? Disnilah satu-satunya yang menyediakan jaminan kan perlindungan dari panas dan hujan secra gratis laisa numpang di rumah temen. Itung-itung liburan kahir bulan dimana kondisi kantong mahasiswa lagi berada di ujung tanduk.
Diawali perjalanan pada tanggal 4/02/12, dengan menumpang KA Penataran jurusan malang-blitar, kebernagkatan dimulai dri stasiun gubeng. Berbekal pengalaman awam soal kereta sempat bingung dan linglung harus kemana. Untunglah perjalanan kali ini beramai-ramai alias rombongan. Pertama kali naik KA, terasa agak aneh dan merasakan sensasi yang cukup Wow. Kekecewaan sempat terjadi ketika suara PHP dari sang petugas stasiun bahwa kereta akan datang terlambat karena menunggu Lokomotif. Sempet bingung dengan maksud perkataan sang petugas stasiun. 2 jam berjalan dari keberangkatan awal pukul 16.10 mrnjadi 17.40. Suara deru lokomotif dan gesekan roda dan rel yang melaju kencang memecah kesunyian. 5 jam terlewati tanpa tahu apa yang sedang terjadi diluar sana.
Jam menunjukan pukul 23.20, waktu yang larut untuk sebuah misi backpacker. Sesampainya di rumah lapar dahaga tak tertahankan. Sepiring nasi, mie goreng, sambal, di tambak mie telor menajdi pengisi perut kala itu dan selanjutnya pastilah tidur lelap sampai pagi.
05/02/12 perjalanan diawali dengan tracker menyusuri trotoar menikamti fasilitar fitness umum di kawasan Aloon-Aloon Kota Blitar. Cukup menyenagkan dan menghibur tak lupa juga dokumentasi segala aktifitas di tempat ini. Setelah cukup puas berkeliling kesana kemari, perjalanan selanjutnya adalah makan pagi. Nasi lodeh, rawon, rempeyek, dan segelas teh hangat menjadi menu kedua di Kota Blitar.
Pukul 10.00 perjalanan dilanjutkan menuju ke komplek makam sang proklamator sejati. Pertama kali melihat dan berkunjung disini benar-benar tidak terasa aura pemakaman. Bahkan lebih nampak seperti sebuah tempat wisata edukasi. Disambut oleh Patung sang proklamator yang duduk dengan gaganya diatas kursi besi sambil tersenyum rapi. Inilah objek yang cocok untuk dokumentasi perjalanan pertama ini. Disamping kiri dan kanan ada museum dan perpustakaan yang tentunya sayang untuk dilewatkan. Satu hal yang unik di museum ini dan memang menjadi primadona objek utama, keberadaaan lukisan Bung Karno yang bergerak di bagian dadanya seperti orang hidup. Percaya atau tidak awalanya sih emang gak percaya, tapi apalah daya semua itu kuasa Tuhan bukti itu nyata.
Selanjutnya destinasi yang dikunjungi adalah Bon Bin Mini > Museum Istana Gebang > Bon Rojo > dan Masjid…
|
Patung Bung Karno di komplek Museum |
|
Aloon-Aloon Kota Blitar |
|
Aloon-Aloon Kota Blitar |
|
Lukisan Bung KArno Yang Dadanya bisa bergerak |
|
Patung Garuda yang ada di dalam museum yang katanya merupakan bekas dari Istana Negara |
|
Berbagai koleksi dokumentasi aktifitas Bung KArno Di museum |
|
Taman menuju ke komplek pemakaman |
|
Relief relief di sepanjang jalan menuju komplek pemakaman |
|
Gong perdamaian yang sudah berkeliling di seluruh dunia sebagai bentuk kecintaan indonesia terhadap perdamaian dunia |
|
Makam Bung Karno |
|
Kebun Binatang Mini |
|
Monumen Perjuangan Shodanco Soepriadi |
|
Monumen Perjuangan Shodanco Soepriadi |
|
Istana Gebang yang merupakan tempat tinggal Bung Karno Tempoe Doloe |
|
Tugu di sekitaran komplek bon rojo.
|
06/02/12 Diawali dengan perjalanan menuju ke situs cagar budaya, Candi
Penataran sekitar 10 KM dari pusat kota. Candi Penataran terletak di
desa Penataran, kecamatan Nglegok, kabupaten Blitar, Jawa Timur,
Indonesia. Lokasinya yang terletak di kaki gunung Kelud, menjadikan area
Candi Penataran berhawa sejuk. Candi Penataran adalah kompleks
percandian terbesar dan paling terawat di provinsi Jawa Timur,
Indonesia.
Candi Penataran merupakan candi yang kaya dengan berbagai macam corak
relief, arca, dan struktur bangunan yang bergaya Hindu. Adanya pahatan
Kala (raksasa menyeringai), arca Ganesya (dewa ilmu pengetahuan dalam
mitologi Hindu), arca Dwarapala (patung raksasa penjaga pintu gerbang),
dan juga relief Ramayana adalah bukti tidak terbantahkan bahwa Candi
Penataran adalah candi Hindu.
Prasasti Palah yang terdapat di area Candi Penataran mengabarkan bahwa
candi ini mulai dibangun sekitar tahun 1194, pada masa pemerintahan raja
Syrenggra yang memerintah kerajaan Kadiri, dan selesai pada masa
kerajaan Majapahit. Dengan demikian candi ini melewati masa tiga
kerajaan besar Nusantara yaitu Kadiri, Singasari, dan Majapahit. Candi
Penataran memegang peranan cukup penting bagi kerajaan-kerajaan
tersebut, yaitu sebagai tempat pengangkatan para raja dan tempat untuk
upacara pemujaan terhadap Sang Pencipta.
Berbagai kajian oleh para sejarawan terhadap teks-teks kuno, kitab
Negarakertagama yang ditulis Mpu Prapanca, misalnya, dijelaskan bahwa
Candi Penataran sangat dihormati oleh para raja dan petinggi kerajaan
besar di JawaTimur. Candi Penataran pernah menyimpan abu dari raja
Rajasa (Ken Arok) pendiri kerajaan Singasari, dan juga abu dari raja
Kertarajasa Jayawardhana (Raden Wijaya) pendiri kerajaan Majapahit.
Bahkan konon, menurut legenda rakyat setempat, sumpah sakral Mahapatih
Gajah Mada untuk menyatukan seluruh Nusantara dalam kekuasaan Majapahit,
yang dikenal dengan nama “Sumpah Palapa”, diucapkan di Candi Penataran.
Setelah puas berkeliling inilah saatnya menuju ke puncak destinasi utama
di Blitar. Pantai Pangi terletak kurang lebih 40 KM dari pusat kota.
Berada di dusun Tambakrejo pantai ini terbilang masih perawan. Ekosistem
yang ada masih terawat oleh alam. Tak banyak campur tangan manusia yang
bisa merusak kawasan ini. Pantai ini terbilang unik karena terdapat
juga muara disana. Sehingga selain bisa merasakan segarnya air laut juga
bisa sekaligus membasuh diri dengan air tawar. Tapi pengunjung juga
harus berhati hati karena pantai ini merupakan pantai selatan yang
notabene memiliki ombak besar. Semoga referensi liburan ini bisa menjadi
inspirasi liburan bagi kawan kawan semua.
No comments:
Post a Comment